Pearl Jam berdiri di atas fondasi sejarah panjang kultur
Seattle Sounds yang populer di akhir 80-an. Pemain gitar
Stone Gossard dan pembetot bass
Jeff Ament lebih dahulu populer di ruang kultur tersebut melalui band bernama
Green River, bersama dengan dua pentolan grup
Mudhoney,
Mark Arm dan
Steve Turner. Gossard dan Ament lantas mendirikan
Mother Love Bone, selepas pecahnya Green River, bersama vokalis flamboyan bernama
Andrew Wood. Jelang rilis album
mainstream perdana bersama
major label, Andrew Wood meninggal dunia lantaran overdosis heroin. Untuk meneruskan karir bermusiknya, Gossard dan Ament lantas menggaet gitaris
Mike McCready yang notabene merupakan teman se-almamater ketika sekolah menengah tingkat atas dengan Stone Gossard. Ketiganya kemudian membuat beberapa
demo lagu dengan bantuan penabuh drum dari band
Soundgarden,
Matt Cameron (saat ini menjadi
drummer Pearl Jam). Untuk audisi vokalis, rekaman
demo tersebut dikirimkan kepada remaja San Diego bernama
Eddie Vedder melalui mantan drummer band
Red Hot Chili Peppers,
Jack Irons, yang nantinya juga sempat menjadi anggota Pearl Jam. Vedder kemudian mengisi tiga buah lagu, sebuah mini-opera dikenal dengan "
Mamasan Trilogy" (di masa depan menjadi lagu
Alive,
Once dan
Footsteps). Ketiga lagu tersebut akhirnya mengantarkan Vedder terbang ke Seattle, untuk menjalani sejumlah
rehearsal bersama calon rekan band-nya. Salah satu di antara
rehearsal tersebut adalah pada proyek vokalis
Soundgarden,
Chris Cornell untuk mengenang Andrew Wood, berupa album
Temple of the Dog. Cornell mengajak Gossard dan Ament, sebagai rekan band Wood, beserta Mike McCready dan Matt Cameron. Eddie Vedder turut menyumbangkan vokal, salah satunya di
hits Temple of the Dog berjudul
Hungerstrike. Selepas proyek tersebut, Eddie Vedder resmi menjadi vokalis dari band baru yang diberi nama
Mookie Blaylock (merujuk pada nama bintang basket NBA pada saat itu). Karena permasalahan legalitas, tepat sebelum menandatangani kontrak dengan
Epic Records, band berganti nama menjadi
Pearl Jam.