Senin, 17 Februari 2020

CERITA KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA MAWANGI HUJAN SMA 15 SURABAYA, Sabtu 8 Pebruari 2020





CERITA KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA MAWANGI HUJAN SMA 15 SURABAYA, Sabtu 8 Pebruari 2020

Cuaca ekstrim di Bulan Februari membuat pusing panitia yang punya acara di bulan tersebut karena bulan itu prakiraan cuaca hujan lebat akan turun sehingga dibutuhkan jasa pawang hujan. Demikian dengan panitia olimpiade matematika SMA 15 Surabaya begitu kuatir dengan kondisi tersebut sehingga meminta bantuan Ki Sapujagad Tirtamaya, pawang hujan Surabaya untuk membantu kelancaran acara hari Sabtu 8 pebruari 2020 jam 07.00 s/d 18.00 WIB.

Mendapat kepercayaan tersebut, Ki Sapujagad Tirtamaya melakukan ritual ke makam Sunan Bungkul terlebih dahulu pada hari Rabu malam, 6/2-2020. Dalam perjalanan sudah gerimis tipis dan hujan sudah turun duluan ketika dilewati Ki Sapujagad. Ki Sapujagad tidak sampai kehujanan. Sampai di Sunan Bungkul bermunajat kepada Allah agar acara berlangsung dengan lancar. Tujuan ritual ini untuk merubah kondisi alam sehingga cuaca di hari Sabtu tidak begitu ekstrim.

Berikutnya hari kamis malam 7/2-2020, berangkat ke makam Sunan Ampel, Raden Rahmat. Dalam perjalanan hujan gerimis sehingga Ki Sapujagad kehujanan, sampai ke makam Sunan Ampel hujan turun lebat sekali. Dan ditempat ini juga memohon kepada Allah agar acara berjalan dengan lancar. Kurang lebih hujan lebat berlangsung satu jam. Ada laporan daerah gempol pasuruan banjir. Sebetulnya ritual ini bertujuan untuk merubah cuaca di hari Sabtu agar cuaca tidak begitu ekstrim. Katanya panitia, SMA 15 daerah Menanggal Surabaya kalau hujan deras halamannya banjir.

Hari Sabtu jam 06.30, Ki Sapujagad berangkat menuju lokasi, Surabaya cuaca mendung dan sampai di achmad yani hujan turun gemericik namun di lokasi cuaca agak mendung tapi tidak hujan. Segera Ki Sapujagad membuat bentengan segitiga yang berjarak 1 km dari lokasi dengan media dari alam yakni cabe merah, brambang dan bawang (sapujagad) yang dibuat seperti sate plus dupa dan rokok. Setelah memasangi benteng segitiga, Ki Sapujagad kembali ke lokasi dan memasang media sapujagad sebagai tanda kalau Ki sapujagad punya hajat di tempat tersebut.

Setelah dipasang, ada perubahan cuaca di lokasi, angin berubah kencang dan berputar-putar. Awan berjalan beriringan dengan cepat menuju ke timur seperti kereta api terus berjalan tanpa putus. Dan ada laporan Denpasar Bali, hujan deras. Jam 14.00 alam mengajak bercanda, pada saat siswa keluar berbarengan di halaman sekolah tiba-tiba hujan turun rintik-rintik disangkanya oleh alam acara sudah selesai padahal acara selesai jam 18.00. Segera Ki Sapujagad mengambilkan tindakan dengan memasang dupa di jalan pertigaan atau perempatan terdekat dan memberi kopi beserta rokok. Alhamdullilah hujan rintikpun berhenti sehingga kegiatan berlangsung kembali. Jam 15.00 membuat bentengan lagi untuk memperkuat lokasi dari guyuran hujan. Dan acara berlangsung sukses sampai dua hari Surabaya aman dari hujan.


Padepokan Pawang hujan
Ki Sapujagad Tirtamaya
Wa 082330152646