WIDYASWARA SANG PENCIPTA LAGU

Widyaswara lahir di kota surabaya dan diberi anugrah Tuhan untuk mencipta lagu.

BUKU "MENULIS LAGU DARI HATI" Widyaswara dan Tigita

Buku yang wajib dibaca musisi dan pencipta lagu, download gratis di www.docstoc.com/profile/widyaswara.

SMA MARYAM SURABAYA

SMA MARYAM yang berlokasi di jalan manyar sambongan 119 surabaya tidak hanya mengajarkan pendidikan agama dan juga siswa dibekali pelatihan membuat blogger.

BUNDA TITIK, PENGUSAHA SUKSES

Sosok Bunda Titik yang pekerja keras membuatnya sukses mengelolah TK Global Plus, KONVEKSI SERAGAM DAN Pedangang sembako, alamatnya jalan kalidami 8/25 surabaya

TK GLOBAL PLUS SURABAYA

TK GLOBAL PLUS SURABAYA yang beralamat di jl.kalidami viii/25 surabaya merupakan TAMAN KANAK KANAK kebanggaan anak kalidami dan sekitarnya.

Minggu, 08 Agustus 2010

POWER SLAVES, TAK PERNAH MATI

Grup musik asal Semarang, Power Slaves yang pernah berjaya era 1990-an mencoba bernostalgia menyapa para penggemarnya di kampung halaman, dalam konser di Liquid Cafe Semarang, Sabtu. Penampilan grup musik yang diawaki oleh Heidy Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), dan Acho Jibrani (gitar) itu sepertinya sangat dinanti terlihat dari ratusan penonton yang rela dan antusias menunggu band kesayangannya itu tampil. Power Slaves memang telah lama vakum setelah meluncurkan album kelima "Gak Bisa Mati" pada 2004 sehingga penampilannya itu seolah-olah menjadi ajang kangen-kangenan dengan kota yang telah membesarkan namanya. Sesuai dengan nuansa nostalgia dengan kota asalnya, Power Slaves langsung meluncurkan tembang bertajuk "Semarang" untuk mengawali penampilannya kali itu, disusul dengan tembang bertajuk "Sisa" dan "Matahari". Heidy, sang vokalis dengan suara khasnya yang melengking ternyata tak kehilangan pesonanya meski lama tak tampil, dan masih sanggup mengoyak adrenalin penonton dengan tembang beraroma rock klasik yang teramat kental. Tak mau kalah, Acho tampil atraktif dengan memamerkan kebolehannya memoles gitar menghasilkan melodi melengking-lengking nan menyayat khas band rock lawas, dipadu betotan bass Anwar yang terlihat tampil lebih kalem. Beberapa penonton terlihat merangsek ke depan panggung untuk bisa menyaksikan penampilan band bentukan 1991 itu lebih dekat dan Heidy menyambutnya dengan hangat seraya melontarkan prolog sebelum bernyanyi. "Terima kasih atas kesetiaannya selama ini pada Power Slaves. Terima kasih Semarang, ayo semangat," kata sang vokalis yang membuat semakin banyak penonton maju ke depan panggung, bahkan ada penonton yang membentangkan spanduk. Tiga personil Power Slaves yang berpenampilan sangar dengan rambut gondrong, dibantu beberapa pemain `additional` tak sanggup meredam antusiasme penonton menyaksikan aksi band kesayangannya menyanyikan lagu-lagu andalannya. "Jangan Kau Mati", tembang teranyar Power Slaves dihadirkan dengan nuansa melankolis, disusul dengan serentetan tembang lawas berjudul "Andaikata", "Insiden Mie", dan "Find Our Love" yang disambut penonton dengan tepuk tangan meriah. Antusiasme penonton semakin memuncak ketika band yang tengah merilis album baru itu menyanyikan tembang berjudul "Malam Ini" yang pernah sangat populer dan menyambutnya dengan tepuk tangan dan sorak-sorai. "Bagaimanapun juga, kami tak mungkin melupakan Kota Semarang, karena kami besar dari kota ini. Semarang adalah kota asal kami," kata Heidy, seraya mengaku mereka tengah merilis mini album perpaduan tembang lawas dan anyar. Power Slaves tampil menyanyikan sekitar 13 lagu, termasuk "Amoral", "Father `n Son", "Impian", dan mengakhiri penampilannya selama sekitar 1,5 jam itu dengan menyuguhkan satu tembang pamungkas berjudul "Metal Kecil".

Dengarkan lagu-lagu Power Slaves

Minggu, 01 Agustus 2010

2 STEPS NORTH BAND

Jangan salah menilik arti nama mereka, mereka bukanlah band yang berasal dari Utara. Nama itu diambil dari filosofi peta, dimana arah Utara selalu digambarkan berada di atas. Seperti maknanya, band ini memang ingin selalu bisa berjalan ke atas dan menjadi salah satu band papan atas. 2 Steps North ini terbentuk di tahun 2006, awalnya hanya merupakan proyek solo Pasha sang gitaris dan vokalis yang diberi nama Achump Gori. Setahun kemudian, Pasha melebarkan sayap dan membentuk 2 Steps North dengan menambahkan personil baru. Tenna –vocal, Awa –guitar, Ndhit –bass dan Nana –drum. Kalau mendengar musik yang mereka tawarkan, tampaknya mimpi mereka untuk jadi band ‘atas’ bukan sekedar slogan kosong. Musik keren yang mereka hasilkan merupakan proses penyilangan dari berbagai genre yang diramu dengan cerdas dan menjadikan lagu-lagu mereka terkesan ‘mahal’ dan ‘berisi’. Coba saja dengarkan single mereka April Mail, yang dibuka dengan lembut dan diikuti distorsi lumayan keras tapi enggak terlalu cadas. Terdengar seru, dengan campuran berbagai aliran musik termasuk indie rock, alternative serta power pop. Sangat kekinian, dan dijamin bikin kita ikutan menghentakkan kepala mengikuti tempo yang tercipta. Single Rainbow mengambil tempo lebih lambat, dengan reffrain yang sing-along-able. Musik mereka terinspirasi dari banyak band-band keren termasuk Mae, Copeland, Paramore, Switchfoot, Dahsboard Confessional hingga The Cure dan Oasis. Dan mereka dengan cerdas menyatukan itu semua tanpa jadi plagiator. Album pertama band yang berhasil lolos tahap 6 besar finalis dari Jakarta di salah satu festival band ternama ini bakalan rilis bentar lagi. Kalau mau tau mereka lebih banyak, follow Twitternya @2stepsnorth. Contact: Penyok (0856 93650502)

Dengarkan lagu 2 Steps North

BATIK TRIBE, RAPPER INDONESIA

Pernah lihat segerombolan rapper muda ber-emcee-ing dengan kostum batik? Well, bisa jadi itu Batik Tribe. Kumpulan 4 orang cowok muda yang jago nge-rap yang memang sangat mencintai warisan kebudayaan bangsa kita. Enggak hanya tampil outstanding dengan kostum batik mereka, tapi juga dengan musikalitas tinggi di kawasan hip hop dan rap. Enggak heran, secara para personilnya memang bukan ‘orang baru’ di wilayah black music ini. Mereka ketemu di tahun 2007, waktu itu Della MC, Wizzow, Cool B serta DJ Stea bertemu di studionya Wizzow, lagi ngerjain album masing-masing. Tapi pas lagi istirahat mereka malah ngobrolin soal konsep baru dari band yang akan mereka bangun, Batik Tribe. Terinspirasi dari para musisi ‘hitam’ dunia, Batik Tribe menawarkan rasa baru di genre ini. Dengan kualitas vocal dan emcee-ing yang seru, bikin mereka patut disejajarkan sama musisi black music local lain. Mereka sudah mengeluarkan satu album yang dikasih judul Melangkah, album yang dirilis akhir 2008 ini banyak menghadirkan musisi keren, termasuk Ras Muhammad, Tiger T dari Kingstone, Saykoji, Sister Duke, Miss Jaydee dari Soul Id hingga Kryptik dari Belanda dan Duvz asal Australia. Album yang didistribusikan oleh Virgo Ramayana Records itu hanya dirilis sebanyak 2000 keping CD dan 1000 kaset. Single pertama mereka, Sabarlah didedikasikan untuk anak-anak yang hidup di jalanan, coba saja cek liriknya; mimpi, kebahagiaan tidak lebih dari fatamorgana… cukup membuktikan kalau mereka enggak hanya memikirkan dunia bling-bling yang erat dengan genre musik mereka, tapi juga kepedulian sosial yang tinggi. Single keduanya, Indo Yo Ey juga enggak kalah keren. Bercerita tentang kayanya musik Indonesia dengan sentuhan satu set gamelan yang dipadukan dengan hip hop beat elektronik. Satu percampuran yang mantap, bikin bangga karena mereka dengan cerdas mampu mengadaptasi musik asing tanpa melupakan roots bangsa sendiri! Contact: Yosajie (08568015437)

Dengarkan lagu Batik Tribe