WIDYASWARA SANG PENCIPTA LAGU

Widyaswara lahir di kota surabaya dan diberi anugrah Tuhan untuk mencipta lagu.

BUKU "MENULIS LAGU DARI HATI" Widyaswara dan Tigita

Buku yang wajib dibaca musisi dan pencipta lagu, download gratis di www.docstoc.com/profile/widyaswara.

SMA MARYAM SURABAYA

SMA MARYAM yang berlokasi di jalan manyar sambongan 119 surabaya tidak hanya mengajarkan pendidikan agama dan juga siswa dibekali pelatihan membuat blogger.

BUNDA TITIK, PENGUSAHA SUKSES

Sosok Bunda Titik yang pekerja keras membuatnya sukses mengelolah TK Global Plus, KONVEKSI SERAGAM DAN Pedangang sembako, alamatnya jalan kalidami 8/25 surabaya

TK GLOBAL PLUS SURABAYA

TK GLOBAL PLUS SURABAYA yang beralamat di jl.kalidami viii/25 surabaya merupakan TAMAN KANAK KANAK kebanggaan anak kalidami dan sekitarnya.

Kamis, 07 Januari 2021

MAKAM ADIPATI JANGRANA, ADIPATI SURABAYA 1

 


MAKAM ADIPATI JANGRANA, ADIPATI SURABAYA 1

Nama asli Jangrana adalah Anggawangsa. Ia adalah putra Ki Joko Brondong alias Lanang Dangiran. Sejak muda ia mengabdi Pangeran Pekik di Surabaya. Menurut Babad Tanah Jawi, tokoh Jangrana yang dihukum mati di Kartasura tahun 1709. Sedangkan menurut sejarah regent soerabaya, Jangrana alias Panembahan Panatagama yang dihukum mati adalah putra Jangrana  Anggawangsa. Dengan kata lain, Anggawangsa adalah Jangrana I, sedang Panatagama adalah Jangrana II.

Pada tahun 1677 Anggawangsa dan kakaknya Anggajaya bergabung membantu Amangkurat II (cucu Pangeran Pekik dari ibu) dalam perang melawan pemberontakan Trunajaya. Anggawangsa berhasil merebut meriam pusaka Nyai Setomi dari tangan pemberontak di Gresik. Ketika para pemberontak berhasil diusir pula dari Surabaya, Anggawangsa pun diangkat sebagai bupati di sana bergelar Tumenggung Jangrana.

Jangrana juga berhasil membebaskan Cakraningrat II bupati Madura yang dibuang Trunajaya di hutan Lodaya (dekat Blitar). Setelah Trunajaya kalah, Jangrana ditugaskan memadamkan pemberontakan Tawangalun di Blambangan. Namun ia berperang setengah-tengah dalam hati memihak Tawangalun. Jangrana juga dikenal memiliki harga diri tinggi, sepulang menumpas pemberontakan Wanakusuma di gunung Kidul, ia pulang dengan meminta residen Surabaya menyambut kedatangannya menggunakan tembakan salvo. Setelah kematian Untung Surapati tahun 1706 dan tertangkapnya Amangkurat III tahun 1708, pihak VOC ganti melaporkan pengkhianatan Jangrana kepada Pakubuwana I pada tahun 1709.

Jangrana terbukti telah merugikan VOC dalam perang tahun 1706, Ia sebagai pemandu perjalanan dalam penyerbuan ke Pasuruan sengaja milih jalur yang sulit, antara lain melewati rawa-rawa, sehingga banyak tentara Belanda yang jatuh sakit dan mati, Jangrana sendiri juga dinilai bertembpur setengah hati, terbukti prajurit Surabaya tidak ada yang gugur melawan Pasuruan. Atas desakan Voc tersebut, Pakubuwana I terpaksa memanggil Jangrana untuk dihukum mati. Jangrana bersedia asalkan rakyat Surabaya tidak dilibatkan. Maka, Jangrana pun tewan ditusuk keris oleh petugas Kartasura.

Makam Raja Surabaya yang berjiwa besar ini sangat sederhana dan bersahaja ini terletak di depan pabrik Tjiwi Kimia jalan raya Mojokerto Surabaya KM44, desa Kramat Tumenggung, Balongbendo, Sidoarjo,









Senin, 21 Desember 2020

PAWANG HUJAN SURABAYA BERAKSI DI HOTEL IBIS STYLES MALANG, Sabtu 19 Desember 2020

 


PAWANG HUJAN SURABAYA BERAKSI DI HOTEL IBIS STYLES MALANG, Sabtu 19 Desember 2020

Untuk mengadakan acara bulan desember harus benar-benar memperhatikan kondisi cuaca. Biasanya bulan Desember bumi selalu diguyur hujan. Dan meminta bantuan pawang hujan sangat diperlukan untuk mengamankan kondisi cuaca di sekitar lokasi biar yang punya hajat dan tamu merasa nyaman dariguyuran hujan. Banyak orang yang masih ragu tentang keberadaan ilmu pawang hujan padahal ilmu itu benar-benar ada dan sudah dipraktekkan oleh para leluhur kita. Masalah percaya dan tidak percaya terserah manusianya.

Pawang hujan Surabaya, Ki Sapujagad Tirtamaya mempunyai saudara di Malang yang bernama Bapak Muhammad Deddy Agustondo (Mas Didik) yang mempunyai hajat pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 di hotel Ibis Styles Malang. Kondisi di Surabaya beberapa hari selalu diguyur hujan demikian juga di kota Malang. Ki Sapujagad berniat untuk memawangi acara tersebut.

Jumat malam, Ki Sapujagad Tirtamaya mengadakan ritual untuk memindahkan hujan ke Bekasi tempat tinggalnya Ki Joko Sapujagad. Ilmu memindahkan hujan jarak jauh sangatlah langka dan untuk mempelajarinya memerlukan waktu yg lama dan berat. Tapi Ki Sapujagad hanya mengunakan media pusaka Semar Kuncung untuk mengirim hujan ke Bekasi dan di Bekasi Ki Joko Sapujagad juga menggunakan pusaka Semar Kuncung untuk menerima kiriman hujan dari Surabaya, terdengar aneh khan? Namun itulah faktanya dan hujan datang di kota bekasi tepat pukul 13.00 dimana ki Sapujagad Tirtamaya sudah hadir di hotel Ibis Stles Malang tepat pukul 13.00. Perjalanan Ki Sapujagad dari Surabaya ditemani Mahendradatta Sapujagad (pawang hujan Madura) ke Malang juga lancar, kondisi awan terkendali. Sedangkan dari lokasi terlihat awan hitam berjalan ke arah utara menuju daerah Gempol Porong. Dan dilaporkan hujan deras terjadi di daerah tersebut. Sedangkan kondisi di Bekasi pada hari Sabtu kondisi cuaca diramalkan oleh BMKG cerah berawan, namun pada pukul 13.00 kondisi alam berubah dan turun hujan deras.

 




Akhir kata Ki Sapujagad Tirtamaya (Surabaya) dan Ki Joko Sapujagad (Bekasi) mengucapkan kedua mempelai IRA LAILA OCTARISYA AZZAHRA AGUSTONDO DAN OKIE IRAWAN. Semoga dapat mengarungi perkawinan dengan kesabaran dan tawakal dan selalu rukun selamanya.

 

PAWANG HUJAN SURABAYA

KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA

WA 082330152646

 





 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin, 14 Desember 2020

JUAL KANTONG PLASTIK SAMPAH MURNI PE

 


JUAL KANTONG PLASTIK SAMPAH MURNI PE

Polybag dari plastic murni tanpa campuran, kuat dan tidak mudah robek, tebal 0,4 mili. Harga 60x100=Rp.2500 dan 80x100=Rp.3000. Pemesanan minimal 100 pc. Untuk pemesanan dari luar kota Surabaya, harga belum termasuk ongkos kirim.

 

Hubungi Pak Widya

Jl.Kalidami 8/25 Surabaya 60285

Wa 082330152646

PAWANG HUJAN SIDOARJO KRIAN, DHAMAYANTI SAPUJAGAD

 


PAWANG HUJAN SIDOARJO KRIAN, DHAMAYANTI SAPUJAGAD

Sosok gadis ini memang masih muda, namun soal ilmu pawang hujan sudah mumpuni karena sudah mendapat restu dari leluhur, namanya Dhamayanti Sapujagad. Dia mendapat ilmu dari ayah angkatnya dan juga sebagai guru, Ki Joko Sapujagad. Zalsa juga mendapat ilmu trawangan dari almarhum pak de roger. Setelah merasa cukup ilmu pawang hujan, Dhamayanti mencoba mengamalkan ilmu tersebut di masyarakat.

Pada tanggal 29 Nopember 2020, Dhamayanti Sapujagad dan ibunya ada acara di Joyakarta dan berkunjung ke pantai Kukup. Kondisi pada saat itu pukul 10.00 cuaca di pantai Kukup mendung pekat dan hujanpun turun rintik-rintik. Melihat kondisi seperti itu, Dhamayanti segera melakukan ritual agar cuaca menjadi terang dan terkendali. Alhamdullilah cuaca menjadi terang dan jadwal kegiatan UNUSA OUTBOND dapat dilanjutkan kembali sampai foto sesi bersama selesai.

 

PAWANG HUJAN SIDOARJO, KRIAN

DHAMAYANTI SAPUJAGAD

WA 0877-5705 2199