WIDYASWARA SANG PENCIPTA LAGU

Widyaswara lahir di kota surabaya dan diberi anugrah Tuhan untuk mencipta lagu.

BUKU "MENULIS LAGU DARI HATI" Widyaswara dan Tigita

Buku yang wajib dibaca musisi dan pencipta lagu, download gratis di www.docstoc.com/profile/widyaswara.

SMA MARYAM SURABAYA

SMA MARYAM yang berlokasi di jalan manyar sambongan 119 surabaya tidak hanya mengajarkan pendidikan agama dan juga siswa dibekali pelatihan membuat blogger.

BUNDA TITIK, PENGUSAHA SUKSES

Sosok Bunda Titik yang pekerja keras membuatnya sukses mengelolah TK Global Plus, KONVEKSI SERAGAM DAN Pedangang sembako, alamatnya jalan kalidami 8/25 surabaya

TK GLOBAL PLUS SURABAYA

TK GLOBAL PLUS SURABAYA yang beralamat di jl.kalidami viii/25 surabaya merupakan TAMAN KANAK KANAK kebanggaan anak kalidami dan sekitarnya.

Senin, 14 Desember 2020

PAWANG HUJAN SIDOARJO KRIAN, DHAMAYANTI SAPUJAGAD

 


PAWANG HUJAN SIDOARJO KRIAN, DHAMAYANTI SAPUJAGAD

Sosok gadis ini memang masih muda, namun soal ilmu pawang hujan sudah mumpuni karena sudah mendapat restu dari leluhur, namanya Dhamayanti Sapujagad. Dia mendapat ilmu dari ayah angkatnya dan juga sebagai guru, Ki Joko Sapujagad. Zalsa juga mendapat ilmu trawangan dari almarhum pak de roger. Setelah merasa cukup ilmu pawang hujan, Dhamayanti mencoba mengamalkan ilmu tersebut di masyarakat.

Pada tanggal 29 Nopember 2020, Dhamayanti Sapujagad dan ibunya ada acara di Joyakarta dan berkunjung ke pantai Kukup. Kondisi pada saat itu pukul 10.00 cuaca di pantai Kukup mendung pekat dan hujanpun turun rintik-rintik. Melihat kondisi seperti itu, Dhamayanti segera melakukan ritual agar cuaca menjadi terang dan terkendali. Alhamdullilah cuaca menjadi terang dan jadwal kegiatan UNUSA OUTBOND dapat dilanjutkan kembali sampai foto sesi bersama selesai.

 

PAWANG HUJAN SIDOARJO, KRIAN

DHAMAYANTI SAPUJAGAD

WA 0877-5705 2199















PAWANG HUJAN SURABAYA MAWANGI HUJAN DI HOTEL MOJOPAHIT SURABAYA, Sabtu, 12 Desember 2020

 


PAWANG HUJAN SURABAYA MAWANGI HUJAN DI HOTEL MOJOPAHIT SURABAYA, Sabtu, 12 Desember 2020

Surabaya sejak hari Rabu tanggal 9 Desember 2020 sudah diguyur hujan. Pada hari itu ada pemilihan walikota Surabaya yaitu antara Eri dan M.Arifin dan dimenangkan oleh pasang Eri Cahyadi dan Armuji. Sejak tanggal 9, 10 dan 11 awan di Surabaya selalu mendung dan hujan. Hal ini membuat orang yang mengadakan acara outdoor kuatir turunnya hujan. Pak Daniel dari even organizer mencoba bantuan Pawang hujan Surabaya yakni Ki Sapujagad Tirtamaya untuk memawangi acara di hotel Majapahit Surabaya pada hari Rabu, 12 Desember 2020 pukul 07.00-17.00.

Ki Sapujagad Tirtamaya ditemani oleh Mahendradata Sapujagad dan Zalsa Sapujagad datang ke lokasi pukul 07.00. Cuaca masih mendung dan merata di Surabaya. Sebetulnya di lokasi masih rawan gangguan karena hotel Mojopahit merupakan bangunan lama zaman Belanda yang masih menyimpan energi negatif. Tim Sapujagad membuat ritual untuk penghuni kasat mata di area lokasi dan leluhur dengan harapan mendukung acara biar lancar atas izin Allah SWT. Ki Sapujagad segera memasang bentengan segitiga gaib sekitar 2 km dari lokasi. Dengan perjalanan waktu awan mulai terbuka dan hawa mulai terasa gerah karena pengaruh ilmu sapujagad.

Awan hitam yang masuk area lokasi tiba-tiba pecah dan menghilang. Dan ada yang ditarik oleh angin ke arah timur dan terlihat cepat sekali. Ini pengaruh dari ilmu sapu angin. Cuaca masih terkendali hingga pukul 14.15. Saat Ashar, waktu pergantian hari, biasanya ini cuaca cepat berubah. Ki Sapujagad segera memasang bentengan segitiga gaib yang kedua. Namun kali ini ada hal yang aneh, di jalan Kedung Doro awan hitam cepat datang dan turun hujan sekitika dan ternyata di lokasi juga turun hujan. Setelah diselidiki pihak Pak Daniel, even organizer juga mengundang pawang hujan tanpa sepengetahuan tim Sapujagad sehingga terjadi bentrok di lokasi baik langsung maupun tidak langsung. Segera pak Daniel meminta maaf pada pihak tim Sapujagad. Pihak Sapujagad sebetulnya sudah menjaga maksimal lokasi acara namun karena ada kesalah pahaman maka turun hujan.

Namun hujan segera berhenti karena dihentikan kurang lebih 15 menit oleh ki Sapujagad Tirtamaya dan acara segera berlangsung kembali namun masih ada hujan tipis/bayangan karena pengaruh angin. Tim Sapujagad mengharap pihak Even Organizer kalau mengundang pawang hujan lain hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu dan koordinasi agar acara bisa berlangsung sukses.

 

PAWANG HUJAN SURABAYA

KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA

WA 082330152646












Jumat, 04 Desember 2020

MAIL SAPUJAGAD, PAWANG HUJAN CIBINONG JAWA BARAT

 


MAIL SAPUJAGAD, PAWANG HUJAN CIBINONG JAWA BARAT

Mail Sapujagad merupakan keturunan dari Ki Joko Sapujagad (pawang hujan Jabotabek). Mail Sapuajgad mendapat ilmu keturunan dari Ayahnya dan sudah mendapat restu dari Syekhona Kholil Bangkalan, Eyang Sapujagad Trowulan dan para leluhur lainnya. Walau berusia anak-anak namun sudah memiliki pengalaman di berbagai acara yang bergengsi.

Memang unik bagaimana anak sekecil itu bisa jadi sebagai seorang pawang hujan. Bagaimana proses belajarnya sedangkan orang dewasa belajar ilmu pawang hujan bisa bertahun-tahun. Memasuki usia 2 tahun telah terlihat memiliki ilmu pawang hujan alami yang bisa pindahkan hujan dari Bekasi sampai Cileungsi sejauh kurang lebih 5 km. Di tahun ke 3 kemampuannya sudah lebih bertambah bisa menyatukan, mendorong awan dan menarik awan mengakibatkan hujan menyatu yang biasa disebut dalam keilmuan merubah alam. Di usia ke 4 tahun sudah banyak menangani beberapa event dilakukan sendiri salah satunya yang telah menjadi rekanan setiap kegiatan yang dilakukan di University President terletak di kawasanJababeka. Liputan liputan yang telah dipawangi dapat dilihat beberapa foto dan dokumentasinya.

  

MAIL SAPUJAGAD

PAWANG HUJAN CILIK CIBINONG

NIRWANA ESTAT BLOK F NO.20

CIBINONG JAWA BARAT

WA 0852 8290 3780












PAMERAN KERIS, PRABANGKARA TAMAN BUDAYA CAK DURASIM, 1-3 Desember 2020

 


PAMERAN KERIS, PRABANGKARA TAMAN BUDAYA CAK DURASIM, 1-3 Desember 2020

Keris merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan oleh bengsa Indonesia. Keris sudah diakui oleh UNESCO sebagai hasil budaya asli bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda seharusnya mulai belajar atau mengetahui bahwa keris merupakan hasil karya mpu atau pandai besi di zaman dahulu. Untuk membuat sebilah keris membutuhkan proses yang panjang dari pemilihan bahan, menyiapkan ubo rambe atau sajen untuk para leluhur, mpunya tirakat terlebih dahulu dan proses penempaan besi yang berulang-ulang sampai ribuan kali.

Jatim Art Forum bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur  mengadakan pameran keris di gedung Prabangkara Taman Budaya Cak Durasim Surabaya, acara berlangsung tanggal 1-3 Desember 2020. Banyak pemerhati keris yang datang untuk melihat pameran ada yang tertarik kemudian member mahar keris tersebut. Keris-keris yang dipamerkan bermacam-macam ada keris kamardikan dan keris jaman kerajaan dahulu seperti zaman Mataram, Singosari, Mojopahit, Kediri dll.

Pada kesempatan ini Ki Joko Sapujagad (pawang hujan Jabotabek), Ki Sapujagad Tirtamaya (pawang hujan Surabaya) dan Mahendradata Sapujagad (pawang hujan Madura) hadir untuk melihat pameran keris di Cak Durasim Surabaya. Ki Joko mengatakan,”Bahwa keris-keris yang dipamerkan bagus dan layak dikoleksi oleh para kolektor keris atau seseorang yang baru belajar tentang keris.” Dan Ki Sapujagad Tirtamaya juga memberi komentar,”Ayo sebagai generasi muda harus belajar tentang keris, jangan dilihat dari sisi mistik namun lihatlah dari sisi seninya.” Keunikan keris selalu berbeda dari satu dengan yang lain dan tidak mungkin sama karena proses pembuatan, bahan keris dan mpu yang membuatnya.

 

PAWANG HUJAN SURABAYA

KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA

WA 082330152646