Ghost sepertinya sengaja dipasang sebagai track pertama untuk menegaskan kalau album ini bukanlah album rock seperti didefinisikan para pecinta musik hingar-bingar di tahun 1980-an. Intro lagu ini saja sudah kental berbau pop. Selanjutnya kita diajak mengembara di dunia Slash lewat 17 track yang ditata rapi dan berimbang agar 'konsumen' yang bukan penggemar berat Slash tidak bosan. Datar memang karena setelah tempo tinggi kita dibawa turun dengan lagu yang sedikit mellow atau yang bertempo mid dan tanpa ada kejelasan di mana sebenarnya titik klimaks dari album ini. Ada banyak warna dalam album ini. Masing-masing kolaborator yang digandeng Slash sepertinya ikut memberikan kontribusi yang tak sedikit dalam memberi warna pada album ini. Konsekuensinya, warna Slash justru jadi sedikit tenggelam ditimpa warna yang disodorkan para bintang ini. Kendala lain yang juga dihadapi album in adalah tidak terlihatnya benang merah yang biasanya merangkai tiap-tiap track menjadi satu kesatuan. Tak heran karena ada banyak vokalis dalam album ini dan tak bisa disangkal juga kalau vokalis memang berperan penting memberi warna pada sebuah track. Kendala ini mungkin tak akan dialami mereka yang sudah paham dengan gaya bermain Slash yang memang jadi satu-satunya benang merah dalam album ini. Ada banyak warna, memang, tapi blues tetaplah akar permainan Slash. Di tembang Back From Cali, misalnya, jelas terdengar betapa enjoy gitaris ini bermain riff dan solo di belakang Myles Kennedy dan nuansa bluesy ini kembali diulang saat Slash memamerkan kemampuannya bermain gitar ala Jimmy Page lewat track keenam yang kental bernuansa Led Zeppelin ini. Ya, track berjudul By The Sword ini memang lebih tepat dibilang track-nya Led Zeppelin. Mulai dari riff, sound, aransemen, sampai tarikan vokal Andrew Stockdale, semuanya benar-benar Led Zeppelin.