Jumat, 30 April 2010

DASAR TIKUS KORUPTOR

INILAH.COM, Jakarta - Indonesia dinilai Transparancy International sebagai negeri korup. Lembaga penegak hukum diragukan kredibilitasnya membasmi korupsi, lantaran ibarat pendosa yang ingin membasmi pendosa.

Mantan Ketua MPR RI Amien Rais mengibaratkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti manusia cebol melawan raksasa. Itu diungkapkan ketika KPK memeriksa Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "KPK enggak berani. Ibarat seperti manusia cebol yang melawan raksasa. KPK Sudah mengecewakan rakyat," ujarnya kepada wartawan usai peluncuran buku 'Menapak Jejak Amien Rais' di Gedung PP Muhamadiyah, Jakarta, Kamis (29/4) sore. Pernyataan Amien itu menyinggung soal pemeriksaan KPK terhadap Wakil Presiden Boediono yang dilakukan di Wisma Negara. Menurut Amien hal itu memperlihatkan KPK sebagai institusi penegak hukum yang tidak berdaya ketika berhadapan dengan kekuasaan yang besar. Dia berpendapat KPK sudah tidak kredibel dalam mengungkap kasus korupsi yang dilakukan pejabat negara. Bukan hanya tebang pilih, KPK hanya berani menyentuh hal yang kecil-kecil, skala ratusan juta dan milyaran. "Kalau sudah triliun dan sudah mengenai kekuatan dan negara KPK seperti dicocok hiduknya. Tidak punya nyali," tandas Amien. Pengamat politik dari Fisip Unair Airlangga Pribadi menuturkan saat ini terkesan terjadi pembiaran terhadap semua lembaga penegak hukum untuk melakukan tebang pilih dalam membasmi korupsi. “Indonesia seakan kehilangan harapan dalam membasmi korupsi. Presiden SBY ternyata masih belum tegas dalam memimpin pemberantasan korupsi di negeri ini,” papar Airlangga Pribadi. Amien Rais sudah sejak awal memprediksikan bahwa kasus Bank Century tidak akan selesai secara tuntas. Menurut Amien semua lembaga penegak hukum di Indonesia diragukan kredibilitasnya untuk membasmi korupsi. "Ketika geger (kasus Bank) Century, saya memprediksikan kasus ini tidak bakalan diselesaikan secara seharusnya," kata Amien Rais, yang juta mantan Ketua MPR RI itu, di Gedung PP Muhammadiyah, kemarin. Amien menyatakan semua lembaga penegak hukum, seperti KPK, diragukan kredibilitasnya untuk membasmi korupsi. Amien mengibaratkan hal itu sebagai pendosa yang ingin membasmi pendosa. "Seluruh negeri adalah pendosa. Kepolisiannya, Kejagung, KPK, DPR-nya sami mawon (sama saja)," tutur Amien. Sementara pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang Pradana Boy MA menilai kondisi negeri yang dilanda korupsi ini menjadi dilema bagi pemerintahan SBY dalam lima tahun mendatang. “Kepercayaan publik kepada pemerintahan bisa hilang gara-gara korupsi,”ungkap Pradana. Semuanya berpulang kepada Presiden SBY, dan civil society di Indonesia. Haruskah SBY meniru Zhu Rongji di China dalam membasmi korupsi? Ketika dilantik jadi Perdana Menteri China pada 1998, Zhu Rongji menyatakan, “Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu.” Zhu Rongji tidak asal bicara. Beliau membuktikan perkataannya dengan menghukum mati Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis China karena terlibat suap US$ 5 juta. Tanpa ampun, permohonan banding Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional itupun ditolak pengadilan. [mdr]