Minggu, 21 Juni 2020

TERNYATA RADIO MASIH SAKTI SEPERTI DULU




TERNYATA RADIO MASIH SAKTI SEPERTI DULU

Sebagai media yang sudah kenyang makan asam garam dalam dunia penyiaran tentu media radio tidak bisa disepelehkan begitu saja. Radio ibarat seperti wanita yang seusia baya namun auranya masih punya pesona dan menggoda untuk didekati. Pada jaman perjuangan Belanda dan Jepang, mendirikan radio dilarang keras apalagi untuk menyiarkan berita. Para penyiar jaman itu untuk menyiarkan berita harus hati-hati kalau tertangkap bisa dipenjara atau ditembak mati. Ingat peristiwa 10 Nopember 1946 di kota pahlawan Surabaya, Bung Tomo lewat radio dengan membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk merdeka atau mati. Begitulah peran radio yang begitu hebat. Orang berani mati hanya karena mendengarkan radio.

Menurut survey Nielsen sekitar 30-37 persen penikmat radio. Radio sekarang sudah beradaptasi yang dulunya disiarkan menggunakan stasiun pemancar yang jaraknya kurang lebih 80 km namun sekarang radio juga mengikuti teknologi dengan streaming sehingga seluruh dunia bisa mendengarkan asal ada jaringan internet/digital.

Media radio juga masuk ke media lain seperti facebook, twitter, instragam, youtube dan wa guna untuk menarik penggemar baru. Masing-masing media radio mempunyai strategi dan segmen pendengar sendiri dan juga mempunyai aplikasi yang dapat diunduh di android. Radio tidak dapat dipisahkan oleh masyarakat karena radio bisa beradaftasi pada setiap zaman. Mendengarkan radio ada kenikmatan tersendiri karena betul-betul santai, mata terpejam telinga yang mendengarkan dengan seksama dan dinikmati di hati. Dan informasi di perjalanan biasanya didapatkan melalui radio dan diselingi lagu-lagu yang lagi hit.

Bagi musisi  indie kelebihan radio harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ada kurang lebih 300 radio di seluruh Indonesia. Bisa dibayangkan kalau seleuruh radio itu memutar lagu kalian atau paling tidak 10 persen saja, tentu lagu kalian dikenal masyarakat. Kemudian mereka yang penasaran ingin tahu wajah grup band atau penyanyi dengan mencari di youtube karena di tv tidak ada.

Bisa digambarkan seperti ini, ada istilah empat sehat lima sempurna termasuk makanan pokok, lauk pauk, sayur mayor, buah-buah ditambah susu sebagai penyempurna kesehatan. Demikian juga dalam promo musik ada empat media utama (youtube), (televisi), (instagram, facebook, twitter), (spotify, soundcloud dll) ditambah radio sebagai penyempurna media promosi. Apabila kelima hal tersebut dilakukan tentu hasilnya luar biasa bagi musisi indie. Mulai sekarang kalau tidak ada anggaran untuk promosi berbayar maka buatlah komunitas dengan struktur organisasi yang jelas ada anggarannya, ada ketua, wakil ketua, humas, bendahara dan anggota. Komunitas itu punya program yang jelas dan fleksibel. Dengan adanya organisasi tentu bisa membuat radio streaming sendiri untuk disebarkan di area tertentu. Bekerja secara organisasi lebih baik dari pada bekerja sendiri (tim yang solid). Jauhkan perbedaan genre karena berdebat masalah kesukaan genre musik tidak akan habisnya dan buang-buang energy percuma. Bangun energy positif sebanyak-banyaknya dan akan menular bagai virus.

Sebagus-bagus karya kalian tanpa promosi tentu tidak akan dikenal, langkah berikutnya dengan pendekatan personal atau pertemanan. Coba deh menyambung silaturahmi dengan personel radio dan musik direkturnya. Lama-lama kalau sudah kenal pasti mereka membantu memutar lagu kita di radio mereka. Selamat berkarya dan promosi yang benar.

#Jaya Radio Indonesia