Konon katanya, disamping kesiapan materi beserta kematangannya dalam sebuah album, sabar adalah kunci lain dari sebuah kesuksesan. Kalo memang begitu adanya, maka Geisha ada pada lajur yang dimaksud. Proses kematangan album yang telah memakan waktu hingga sekitar 2 tahun, menjadikan lima anak muda asal Pekanbaru ini sebagai kumpulan “petarung” yang siap berjibaku dengan crowd-nya scene musik dalam negeri. “Bangga rasanya punya teman-teman yang sabar menanti hingga album ini dirilis. Entah seperti apa jadinya, kalo kesabaran nggak dimiliki oleh setiap personil Geisha,” ungkap Roby. Bermodalkan sebuah album berjudul Anugrah Terindah, band yang digawangi oleh Momo (vokal), Roby (gitar), Nard (bass), Dhan (keybord) dan Aan (drum) sepertinya sudah siap menjelajahi scene musik lokal. Materi-materi cerdas dan menyegarkan pastinya akan dijadikan peluru tajam yang siap menembus sanubari para penikmat musik tanah air. “Sesuai dengan judul albumnya, bagi kami pencapain ini adalah anugerah paling indah yang pernah kita terima. Senang rasanya, akhirnya kami dapat menyampaikan pesan-pesan cinta dalam lagu-lagu yang kami hadirkan. Album ini menjadi penanda kesiapan kami di industri ini,” ujar Roby antusias. “Peluru-peluru tajam” Geisha, memang berupa lagu-lagu cinta yang siap memberondong telinga penikmat musik lokal dengan dahsyat. Dimulai dengan singlenya, yakni Jika Cinta Dia. Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang ternyata harus berpisah, karena orang ketiga. Namun demi cinta dan hatinya, dia lebih memilih untuk mengalah serta memutuskan hubungan yang sudah terjalin lama. Inilah ‘racun’ Momo cs. dalam mengawali kiprah musikalnya. Sebuah curhat colongan yang benar-benar terjadi. “Intinya karena cinta, dia nggak mau membuat hatinya terluka. Akhirnya dia mengalah. Mencoba ikhlas walaupun berat menjalaninya,” ungkap Momo, vokalis Geisha. Selain itu, lagu seru dan sedikit kinky hadir dalam tembang Kamu Yang Pertama. Nuansa pop mid tempo menjadi komposisi dominan di lagu ini. Lirik yang nakal, menjadikan lagu ini penuh dengan keriangan. Khas anak muda yang tengah kasmaran. Lalu ada tembang yang sedikit emosional, Tak Kan Pernah Ada. “Latar belakang lagu ini adalah ketulisan cinta. Sehingga kamu membalutnya dalam frame pop yang indah ear catchy,” terangnya gitaris Geisha ini. Sebagai band yang besar dengan musik-musik art pop rock di ranah Sumatera, pastinya mereka nggak akan terlena dengan sound-sound mainstream. Dilagu Penyesalan Terdalam, Izinkan Aku Mendua, Cemburumu Keliru, Tak Segalanya Indah, dan nomor yang hadir dalam kompilasi album A Mild Live Wanted, Untuk Selamanya, Geisha bereksplorasi dengan sound-sound distorsi dan beat yang cepat. “Kami ingin semua musik yang kami hadirkan diterima oleh masyarakat. Apapun latar belakang Geisha, kami mengemas musik kami dengan bahasa yang universal, easy listening, ear catchy dan beberapa lagu yang dapat menghadirkan sisi emosional,” tegas Roby.
Sekedar Informasi, Band yang digawangi oleh Momo (vokal), Roby (gitar), Nard (bass), Dhan (keybord) dan Aan (drum) ini merupakan jebolan ajang kompetisi A Mild Live Wanted (AMLW) 2007. Bersama d’Masiv, di album kompilasi AMLW 2007, lima anak muda ini mengedepankan nomor Untuk Selamanya. Lewat tembang ini lah, Geisha akhirnya secara resmi menjadi salah satu artist repertoire ternyarnya Musica Studio selaku label yang menaungi Geisha. Sejak saat itu pula, proses rekaman dilakukan bersama dua musikus kondang, Noey ‘Java Jive’ dan Icom ‘Marvels’. “Bagi kami album ini adalah pelecut semangat dan pembuktian, bahwa anak-anak dari daerah pun punya kesempatan untuk maju. Kita berharap apa yang kita persembahkan di lagu ini kelak bisa dinikmati orang banyak. Dan pastinya sukses, amin...” tutup Momo. Semoga!
Video klip Lagu Indonesia :