TARU SASMITA DAN BAMBANG DH KAWAL
KELANJUTAN PENDIDIKAN BUNDA PAUD.
SURABAYA – Taru Sasmita, calon anggota
legislatif (Caleg) DPRD Surabaya, dari PDI Perjuangan, daerah pemilihan (Dapil)
1, nomor urut 1, menaruh perhatian besar pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Masih banyak lembaga PAUD di Kota Pahlawan yang menghadapi keterbatasan
sarana prasarana (Sarpras), juga tingkat pendidikan pengasuh (bunda).
“Masih banyak bangunan
sekolah PAUD yang kondisinya serba terbatas. Ini karena ada yang memanfaatkan
Balai Rukun Warga (RW). Pemkot sendiri tidak bisa merenovasi atau meningkatkan
kapasitas bangunan lantaran terganjal legalitas lahan tempat berdirinya Balai
RW. Syarat pemkot bisa membangun, lahannya wajib bersertifikat. Faktanya,
banyak lahan fasilitas umum (Fasum) belum didukung sertifikat.
“Fakta ini kami dengar
langsung dari bunda dan orang tua yang anaknya sekolah di PAUD. Sejumlah
lembaga PAUD sempat saya datangi, ini juga untuk melihat langsung proses
pendidikan anak usia dini serta menangkap harapan orang tua, anak, dan bunda
PAUD,” papar Taru, Minggu (21/10/2018).
Masalah lain yang ditemui
selama Taru turun dan menyambangi sekolah PAUD adalah bunda PAUD banyak yang
belum memiliki latar belakang pendidikan sarjana strata 1 (S1). Bunda PAUD yang
ada sekarang bersifat relawan sehingga latar pendidikannya kurang diperhatikan.
Bahkan ada yang sebatas lulusan SMP.
“Ke depan jenjang pendidikan
Bunda PAUD perlu ditingkatkan. Bunda PAUD yang usianya masih muda bisa
dikuliahkan dengan pembiayaan pemkot. Selama ini sudah jalan, cuma kuotanya
belum banyak,” papar Taru.
Sesuai aturan yang ada, kata Taru, Bunda
PAUD harus berlatar belakang pendidikan S1. “Pemkot harus menambah jumlah
universitas yang diajak kerjasama dalam kelanjutan pendidikan para Bunda PAUD,”
pesannya.
Sementara itu, caleg DPR RI,
dari PDI Perjuangan, dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo), nomor urut 1, Bambang
Dwi Hartono, mengatakan semasa dirinya menjadi wali kota Surabaya sudah
menanamkan dasar memberikan beasiswa pendidikan S1 bagi Bunda PAUD di Surabaya.
Ketika itu Bunda PAUD yang usianya sudah sepuh diberi kesempatan kuliah singkat
6 bulan, dan yang masih muda berkesempatan kuliah S1.
“Ketika menjawab wali kota Surabaya, saya yang pertama
merealisasikan pemberian insentif bagi Bunda PAUD, guru mengaji dan guru
sekolah minggu. Ini karena pertimbangan orang tua membayar guru les anaknya.
Guru ngaji, guru sekolah minggu dan Bunda PAUD harus dapat ini (insentif),”
tutup Bambang DH, sapaannya. (ayi)